Ditemukannya sejumlah
benda purbakala saat warga menggali sumur di sawah, ternyata mengundang
perhatian Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)Ttrowulan, Jawa Timur.
Setelah dilakukan penelitian, sumur tersebut merupakan kontruksi ketirtaan pada
zaman Airlangga di abad 11 Masehi.
Ditemukannya sejumlah benda purbakala di sebuah sumur saat
warga menggalinya di tengah sawah, ternyata langsung direspon oleh Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala(BP3) Trowulan, Jawa Timur.
Dua petugas langsung datang ke lokasi sumur, yakni yang berada
di desa sukodadi, kecamatan sukodadi lamongan, melakukan penelitian terhadap
kondisi sumur tua ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, petugas dapat
menyimpulkan, jika sumur ini merupakan kontruksi ketirtaan yang dikelilingi
oleh sebuah candi. Dari pusat mata air, terdapat empat saluran yang diduga
disalurkan ke seluruh bagian candi, yang selanjutnya dimanfaatkan oleh warga
setempat.
Sementara, dilihat kontruksi batu bata, jenis batu bata ini
merupakan jenis batu bata yang ada jauh sebelum masa Majapahit, dan merupakan
jenis batu bata yang biasa digunakan oleh masa Airlangga pada abad ke sebelas Masehi.
Lantaran ditemukan saat musim kemarau saat ini, keberadaan
mata air inipun langsung diserbu oleh warga. Tidak hanya warga sukodadi saja,
sejumlah warga yang berasal dari luar daerahpun datang untuk mengambil air yang
menurut warga setempat tidak pernah habis meski selalu diambil.
Setelah melakukan penelitian, Wicaksono Dwi Nugroho,
Arkeolog BP3 Jatim, selanjutnya akan merekomendasikan kepada dinas kebudayaan
dan pariwisata kabupaten setempat untuk segera melakukan penggalian ke seluruh
bagian mata air.
Pasalnya, dari jenis air yang ada, besar kemungkinan mata
air yang dibuat oleh nenek moyang ini, dapat kembali dimanfaatkan oleh
masyarakat saat ini, yang tentunya perlu adanya rekontruksi dari pihak terkait.
2 komentar:
sayangnya kabupaten lamangan untuk urusan seperti ini sangat kurang perhatiannya. banyak artefak sejarah yang insitu ngak terawat dan terbengkalai. diperlukan pemimpin yang mengerti dan cinta budaya
untuk memimpin Lamongan, agar peninggalan2 yg ada bisa dirawat dan dilestarikan, sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda. Kabupaten Gresik bisa dijadikan contoh hal ini, mereka sangat getol mengali sejarah lokal untuk dijadikan identitas diri.
Tentang adanya peninggalan sejarah/benda purbakala, bagi warga asli Desa Sukodadi terutama yang sudah agak berumur, hal tersebut bukan hal rahasia lagi. Cerita Rakyat asli berkaitan dengan Mbah RENGGO ( Airlangga ??) / ( Rangga ?? = suatu gelar pada masa kerajaan dahulu), PUTRI NGGLADHI, TELOGO (Telaga) DALEM, TELOGO KIDUL, NGGLADHI.
Pada masa itu terdapat suatu pemerintahan yang dipimpin oleh Mbah Renggo dengan pusat pemerintahan di sekitar Telogo dalem (Desa sukodadi utara/ SUMLARAN LOR), Telogo Dalem ini sampai sekarangpun masih ada. Beliau mempunyai seorang putri yang konon sangat cantik, yang sering bermain ke NGGLADHI sehingga dikenal dengan PUTRI NGGLADHI. Nggladhi ( NGGLADHI dalam bahasa jawa berarti pelatihan olah kanuragan / kadigdayan/ketrampilan perang/bertarung) adalah tempat para prajurit untuk berlatih olah kanuragan / kadigdayan/ketrampilan perang/bertarung pada waktu itu, yang berada di sekitar TELOGO KIDUL / Telaga selatan ( yang berada di Desa Sukodadi selatan / Sumlaran selatan), dari telaga itu masih ke selatan lagi. Bahkan di NGGLADHI ini juga sebenarnya juga ada sumur yang sudah sangat lama, konon sumur ini juga sudah ada sejak adanya Putri Nggladhi, di area sumur ini juga terdapat banyak peninggalan purbakala. Tapi sumur ini sudah tidak ada lagi, karena sudah ditimbun untuk membuat lapangan desa ( letak sumur ini berada di dalam area lapangan desa dan tertimbun tanah). Sebagai pengganti atas ditutupnya sumur lama tersebut, dibuatkan sumur baru untuk kepentingan warga di pojok selatan lapangan.
Posting Komentar