Musim kemarau yang
melanda beberapa bulan terakhir, membuat petani khususnya di lamongan resah.
Pasalnya, tanaman padi mereka yang telah berumur tujuh puluh hari mati akibat
kekurangan air. Terpaksa mereka mencabut
lantas membakar tanaman yang menjadi sumber penghidupan mereka.
Akibat kemarau panjang yang terjadi dalam beberapa bulan
terakhir ini, membuat sejumlah waduk penampung air hujan mengering. Begitupun
dengan saluran irigasi yang menjadi sumber utama pengairan para petani di
lamongan.
Kondisi ini, terang saja membuat para petani resah. Tanaman
padi yang telah berusia 70 hari dan sebentar lagi dipanen, kini mati akibat
mengering.
Hal itu, salah satunya dialami oleh sutiyo, petani asal desa
Banjar Rejo, kecamatan Sukodadi lamongan. Tanaman padi miliknya, yang merupakan
satu-satunya sumber penghidupan keluarganya mati mengering akibat kekurangan
air.
Tidak ada yang dapat ia lakukan, selain mencabuti tanaman
padi miliknya lantas membakarnya di area persawahan. Pembakaran padi ini
dilakukan juga sebagai simbol kekecewaan petani terhadap pemerintah yang tidak
memperhatikan nasib petani .
Kini petani di lamongan hanya bisa pasrah sembari menunggu
bergantian musim. Mereka berharap, dimusim yang akan datang, pemerintah
kabupaten setempat bakal memberikan solusi kepada petani untuk memperbaiki
sistem irigasi di lamongan.
Tidak hanya sekarang, pada musim tanam sebelumnya, para
petani di Lamonganpun diresahkan dengan hama wereng yang menyerang di empat belas
kecamatan dan mengakibatkan gagal panen bagi para petani.
0 komentar:
Posting Komentar