Debit air waduk
gondang di kabupaten lamongan, saat ini telah berada dalam titik kritis dan
tidak lagi dipergunakan. Hal ini, berdampak terjadinya kekeringan pada tiga
belas kecamatan di lamongan yang sekaligus mengakibatkan petani mengalami gagal
panen.
Akibat kemarau panjang yang telah terjadi hampir tiga bulan
terakhir, membuat debit air beberapa waduk yang selama ini diandalkan oleh para
petani di lamongan kini, mulai berkurang, bahkan sebagian besar waduk telah
mengering.
Kondisi terparah, terjadi di waduk gondang yang berada di
kecamatan sugio kabupaten lamongan, yang saat ini berada dalam titik kritis,
dan tidak lagi dipergunakan agar kondisi waduk tidak rusak nantinya.
Waduk terluas dan terbesar di lamongan ini, hanya menyisakan
debit air sebanyak dua juta lima ratus meter kubik saja, yang seharusnya debit
air di waduk tersebut mencapai dua puluh tiga
juta meter kubik.
Dengan kondisi ini, praktis, pemerintah kabupaten lamongan,
menutupnya dan melarang untuk penggunaan. Baik itu digunakan untuk kebutuhan
minum ataupun irigasi pertanian.
Mubarok, kepala badan penanggulangan bencana daerah
lamongan, menegaskan, kemarau yang terjadi tahun ini, merupakan kemarau yang
terparah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Akibatnya enam puluh
sembilan desa yang berada di tiga belas kecamatan mengalami kekeringan.
Sementara itu, mengeringnya sejumlah waduk, khususnya Waduk
Gondang, berdampak pada mengeringnya ratusan hektar tanaman padi yang berada di
kawasan tersebut. Kekeringan ini melanda tanaman padi yang rata-rata berusia
sekitar 50 hari banyak yang puso akibat kekurangan air dan tidak bisa
diharapkan lagi untuk dipanen.
Keadaan ini, terang saja menyesakkan para petani. Sebab,
sebelum kekeringan ini melanda, mereka telah dibuat susah dengan gagal panen
akibat serangan hama wereng.
0 komentar:
Posting Komentar