Siar agama islam
zaman dulu sangat identik dengan masjid, karena sebagian besar
tokoh agama saat itu memanfaatkan masjid untuk mengajarkan ilmu keislaman. Hal tersebut di antaranya dilakukan sunan sendang duwur.
Kini masjid sendang duwur ini menjadi masjid tertua di lamongan sebagai bukti kebesaran islam saat itu.
Masjid sendhang dhuwur di desa sendang duwur, kecamatan paciran, lamongan, menjadi bukti bahwa saat itu betapa
besarnya perjuangan sunan sendang duwur mengembangkan islam dikawasan lamongan
dan tuban. Masjid yang kini berusia 477
tahun ini, masih berdiri kokoh dan
menjadi bukti sejarah islam masa lampau yang tak lapuk oleh hujan dan panas.
Masjid peninggalan sunan sendang duwur ini, mengalami perbaikan pada tahun 1920 masehi.
Namun, arsitektur masjid peninggalan
wali ini masih tampak dan menggambarkan kebesaran pada zamannya. Bahkan,
beberapa peningalan yang masih tersisa yakni,
mimbar untuk berkhutbah, beduk
yang kulitnya sudah sobek dan gentong tempat air minum.
Menurut h. Ali, juru kunci masjid, sejarah berdirinya masjid
sendang duwur berawal dari keinginan raden noer rahmad atau sunan sendang duwur untuk memiliki masjid
untuk memusatkan siar islam di desa
sendang duwur. Niat tersebut kemudian diutarakan ke sunan drajat.
Setelah itu sunan drajat memerintahkan sunan sendang duwur
membeli masjid milik mbok rondo
mantingan, di jepara, jawa tengah yang memiliki masjid indah, peninggalan
suaminya. Namun, mbok rondo mantingan
ini tidak menjual masjid tersebut. Seperti wasiat suaminya,
siapa yang bisa memboyong masjid seorang diri dalam keadaan utuh akan
diberikan cuma-cuma.
Mendengar jawaban mbok rondo mantingan, sunan sendang duwur memberitahu ke sunan
drajat. Setelah itu, sunan drajat
memerintahkan sunan sendang duwur cirakat di puncak gunung sedayu lawas selama
40 hari. Dalam cirakatnya, sunan sendang
duwur srasa didatangi sunan kali jogo dan diperintahkan kembali ke mantingan
mengambil masjid tersebut. Dalam semalam masjid ini terbang dari mantingan ke
bukit amintuno, masjid ini disebut juga masjid tiban. Magrib tidak ada
tiba-tiba subuh sudah ada.
Kini masjid sendang
duwur ini menjadi masjid tertua di lamongan. Bahkan masjid sendang duwur
termasuk tiga masjid di jawa timur peninggalan wali yang masih terawat dengan
baik, selain masjid sunan ampel dan
masjid sunan giri.
2 komentar:
abang, mohon ijin tulisanya saya buat narasi di tugas kuliahku ya ,,, makasiiiih ....
abang, mohon ijin tulisanya saya buat narasi di tugas kuliahku ya ,,, makasiiiih ....
Posting Komentar