Kamis, 29 Maret 2012

KOLEKTOR PERANGKO KINI BERBUAH UNTUNG

Sebagian orang memiliki kecintaan mengoleksi perangko  untuk mengenang sejarah, baik sejarah  perkembangan tokoh  ternama  atau perkembangan perangkat pos itu sendiri. Di lamongan, seorang kolektor, memikili  sebanyak seribu enam ratus perangko  kuno dari  58  negara. Menariknya, dari  sikapi mengenang sejarah ini, ternyata membuahkan rezeki karena tak sedikit  perangko kuno dibeli  kolektor lain  dengan harga mahal.

Sugeng rahmad ardiansyah,  warga desa sukodadi,  kecamatan sukodadi  kabupaten lamongan ini,  tidak pernah  menyangka bahwa hobinya selama ini bakal menjadi rezeki tersendiri.

Sejak tahun 1982, bapak  yang kini memiliki tiga  anak ini  gemar mengoleksi perangko yang berasal dari berbagai negara.  Perangko yang dikumpulkan ini,  berasal dari  58  negara. Mulai dari amerika serikat  hingga perancis.

Secara keseluruhan, jumlah perngko yang dimiliki sugeng sebanyak  seribu enam ratus  edisi.  Usia perangko ini mulai 5 hingga  mencapai 400 tahun.

Perangko  paling tua koleksi warga lamongan ini, berasal  dari amerika serikat dengan gambar presiden amerika pertama george woshington,  dengan tahun pembuatan 1863.

Sedangkan perangko yang paling mahal adalah perangko yang tertera tulisan w-w-f,  yaitu jenis perangko  langkah keberadaannya di dunia. Rata-rata perangko jenis ini bergambarkan binatang satwa yang sangat langkah.

Selain itu, warga sukodadi ini juga mempunyai koleksi perangko dalam negeri pada  presiden sukarno .  Koleksinya lengkap, mulai dari awal sukarno  berkuasa hingga suharto lengser.

Menurut sugeng rahmad ardiansyah, perangko yang dimilikinya ini ia kumpulkan sejak masih s-m-p. Selain  melakukan pencarian secara langsung, ia  juga melakukan pertukaran dengan teman-teman sesama filateli dari berbagai negara.

Menariknya, dari  aksi mengenang sejarah ini, ternyata membuahkan rezeki karena tak sedikit  perangko kuno dibeli  kolektor lain  dengan harga mahal. Yaitu antara  500 ribu hingga jutaan. Bahkan seluruh perangko sugeng pernah ditawar dua  milard oleh  kolektor  dari belanda. Namun karena kurang pahamnya bahasa inggris akhirnya penawaran tersebut batal.

Saat ini,  perangko-perangko koleksi sugeng  rahmad ardiansyah ini   diburu oleh banyak kolektor  dunia, padahal semula sugeng mengumpulkan perangko hanya sekedar hobbi untuk mengenang sejarah.

Rabu, 28 Maret 2012

PRAKTIK PUNGLI PENGURUSAN SURAT DI KECAMATAN PUCUK

Di tengah gencarnya program e-ktp dengan kucuran dana yang tidak sedikit dari pemerintah pusat, di lamongan, justru semakin marak adanya praktik pungli di kantor kecamatan. Untuk meminta surat pindah kecamatan saja, warga harus membayar puluhan ribu rupiah, itupun masih belum rampung.

Sepertinya, warga miskin selalu menjadi korban praktik pungli di kalangan birokrasi. Di lamongan, seorang warga harus mengeluarkan puluhan ribu rupiah hanya untuk meminta surat pindah kecamatan yang harusnya gratis.

Hal itu, dialami oleh Sulis Rahmadi, warga dusun Tulung, desa Wanar, kecamatan Pucuk, Lamongan. Yang meminta surat pindah untuk adiknya yang hendak pindah ke kecamatan Deket, lamongan, dan harus mengeluarkan uang sebesar  75 ribu rupiah, dan itupun belum tuntas berkas-berkasnya.

Awalnya, Sulis yang meminta surat pengantar dari kelurahan, membayar sebesar lima belas ribu rupiah. Selanjutnya, ia datang ke kantor kecamatan dan diharuskan membayar biaya administrasi sebesar 23 ribu rupiah di tambah enam ribu rupiah untuk membeli materai.

Meski  telah membayar, Sulis harus menunggu selama dua minggu untuk proses pengerjaan surat. Namun, setelah dua minggu, saat sulis mengambil berkas di kantor kecamatan, iapun diharuskan kembali membayar biaya administrasi sebesar tiga puluh ribu rupiah.

Tarikan itu, terang saja diluar dugaan sulis. Namun, terpaksa ia harus membayarnya. Namun, biaya yang besar tersebut, ternyata masih mengecewakan. Pasalnya, surat-surat yang diterimanya belum lengkap sehingga tidak bisa dilanjutkan ke kecamatan selanjutnya.

Sementara itu, kepala Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan Kabupaten Lamongan, Mursid, yang dikonfirmasi melalui telepon, menjelaskan. Sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan oleh Bupati lamongan, bahwa semua pengurusan surat ke kecamatan untuk pindak tempat dalam satu kabupaten, adalah gratis dan tidak dipungut biaya apapun.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution